Melansir dari American Academy of Dematology, cuci muka dua kali sehari (pagi dan malam) dengan cleanser lembut, pH seimbang, dan tanpa alkohol dianjurkan untuk menjaga kulit tetap bersih dari minyak, kotoran, makeup, dan polutan, sekaligus mempertahankan skin barrier Sering mencuci muka tidak serta merta menjadikan kulit Anda lebih bersih atau sehat.
Namun, tidak selalu mencuci muka itu baik bagi kesehatan. Jika dilakukan keseringan terlebih memakai produk yang tidak tepat, dapat menghilangkan minyak alami kulit yang esensial. Kondisi ini dapat menyebabkan kulit menjadi kering, iritasi, dan ironisnya, memicu kelenjar sebaceous untuk memproduksi lebih banyak minyak sebagai respons, yang berujung pada kulit berminyak atau berjerawat.
Situs kesehatan kulit G Face MD dalam keterangannya mengatakan bahwa Over‑washing dapat merusak lapisan minyak alami kulit, menyebabkan iritasi, kekeringan, dan kerusakan skin barrier. Kulit kemudian akan produksi sebum berlebih sebagai kompensasi, hingga berisiko mengalami jerawat
Kulit manusia dilengkapi dengan lapisan pelindung alami yang disebut skin barrier, terdiri dari lipid dan sel-sel kulit. Lapisan ini krusial untuk mempertahankan hidrasi kulit dan melindunginya dari iritan lingkungan serta bakteri.
Menurut Harvard Health Publishing, rusaknya penghalang kulit ini akibat pencucian yang berlebihan atau penggunaan pembersih keras dapat membuat kulit rentan terhadap kekeringan, kemerahan, dan sensitivitas.
Frekuensi cuci muka yang ideal umumnya direkomendasikan dua kali sehari, yaitu di pagi hari dan sebelum tidur. Namun, frekuensi ini dapat disesuaikan berdasarkan jenis kulit individu, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi lingkungan tempat tinggal. Misalnya, setelah berolahraga berat atau terpapar polusi, pencucian tambahan mungkin diperlukan.