Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi data inflasi Amerika Serikat (AS) yang di bawah ekspektasi pasar.
“Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat di kisaran Rp16.200-Rp16.300 dipengaruhi oleh faktor global, (yakni) penurunan index dollar yang dipicu oleh data inflasi AS yang (di bawah) ekspektasi pasar,” katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Mengacu pada Anadolu, tingkat inflasi tahunan di AS mencapai 2,7 persen pada Juli 2025, di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,8 persen. Adapun tingkat inflasi bulanan mencapai 0,2 persen.
Menurut Rully, capaian data inflasi tersebut bisa menjadi pertimbangan Federal Reserve (The Fed) untuk memperbaiki pasar tenaga kerja AS yang sempat melemah melalui penurunan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan September tahun ini.
“Penguatan pasar tenaga kerja yang juga menjadi mandat bagi The Fed akan menjadi hal yang sangat mendesak bagi The Fed melalui penurunan suku bunga,” ujar Rully.
Melihat dari faktor domestik, penguatan kurs rupiah dipengaruhi harapan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan depan, meningkatkan minat pelaku pasar asing terhadap obligasi negara.
“Potensi penurunan suku bunga BI sebesar 25 bps (basis points) menjadi 5 persen, sementara minat investor terhadap obligasi negara dapat terlihat pada lelang kemarin sebesar Rp162 triliun, naik 50 persen dari lelang sebelumnya,” ungkap dia.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu di Jakarta menguat sebesar 28 poin atau 0,17 persen menjadi Rp16.262 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp16.290 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah pada Rabu pagi menguat jadi Rp16.262 per dolar AS
Baca juga: Rupiah melemah dipengaruhi ekspektasi kenaikan inflasi AS
Baca juga: Rupiah melemah seiring penundaan tarif AS terhadap China
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.