Washington (ANTARA) - Seorang pejabat PBB, Jumat, menyuarakan kekhawatiran atas meningkatnya jumlah korban jiwa dan cedera di antara warga sipil Palestina di Jalur Gaza yang terbunuh saat mencoba memperoleh pasokan makanan pokok.
Mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Wakil Juru Bicara Sekjen PBB Farhan Haq mengatakan kepada wartawan bahwa sejumlah besar warga Gaza dilaporkan terus terbunuh dan luka-luka saat mencari makanan.
"Menurut rekan-rekan hak asasi manusia kami, lebih dari 100 orang tewas dalam dua hari terakhir saja. Sementara ratusan lainnya luka-luka di sepanjang rute konvoi makanan atau di dekat pusat distribusi militer Israel," imbuh Haq.
OCHA menegaskan kembali bahwa "tidak seorang pun boleh dipaksa mempertaruhkan nyawanya untuk mencari makanan," tambahnya.
"Warga sipil harus selalu dilindungi, dan penyaluran bantuan di tingkat masyarakat dalam skala besar harus difasilitasi, bukan dihalangi," kata Haq.
Ia menekankan bahwa kurangnya bahan-bahan kebutuhan pokok selama berbulan-bulan telah memperdalam krisis, yang hanya dapat diatasi melalui "aliran bantuan tanpa batas" ke Gaza.
Baca juga: UNICEF: Anak Gaza hadapi kematian massal, dunia harus bertindak
PBB terus menghadapi 'rintangan dan bahaya' di sepanjang rute yang disediakan oleh Israel
"Petugas kemanusiaan juga harus memiliki akses yang cepat, aman, dan tanpa hambatan untuk mengirimkan bantuan dengan cara yang aman dan bermartabat," imbuhnya.
Mengutip OCHA, Haq mengatakan bantuan yang telah masuk ke Gaza sejauh ini masih "tidak mencukupi" dan tim PBB pun terus menghadapi "rintangan dan bahaya" di sepanjang rute yang disediakan oleh otoritas Israel.
"Rute yang diperintahkan otoritas Israel untuk dilalui tim kami masih belum memadai dan seringkali berbahaya, padat, atau tidak dapat dilalui," tegasnya.
Israel menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata dan terus melancarkan perang genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Sudah lebih dari 60.300 warga Palestina tewas akibat kekejaman militer rezim Zionis. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan pengeboman tanpa henti oleh militer Israel itu juga menghancurkan daerah kantong Palestina itu dan menyebabkan kelangkaan makanan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Keluarga di Gaza terima bantuan tunai tapi tak bisa jangkau makanan
Penerjemah: Katriana
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.