Frankfurt (ANTARA) - Tingkat inflasi di zona euro pada Juli diperkirakan berada di angka 2 persen, seiring dengan kenaikan harga di beberapa kategori diimbangi oleh penurunan harga energi sebesar 2,5 persen, demikian diumumkan Eurostat, badan statistik Uni Eropa pada Jumat (1/8).
Pada Juli, harga-harga makanan, minuman beralkohol, dan tembakau naik dengan laju yang lebih cepat dibandingkan pada Juni, yaitu sebesar 3,3 persen.
Harga jasa melonjak 3,1 persen, turun tipis dari 3,3 persen pada bulan sebelumnya. Sementara itu, harga barang-barang industri nonenergi juga mengalami kenaikan yang moderat sebesar 0,8 persen.
Tingkat inflasi di beberapa perekonomian terbesar Eropa ternyata lebih rendah dari 2 persen, yakni 1,8 persen di Jerman, 1,7 persen di Italia, dan 0,9 persen di Prancis.
Sebaliknya, Estonia mencatat tingkat inflasi tertinggi sebesar 5,6 persen, diikuti oleh Kroasia dan Slovakia, yang sama-sama berada di angka 4,5 persen, menurut Eurostat.
Menurut laporan terpisah dari Biro Statistik Kroasia (Croatian Bureau of Statistics/CBS), laju inflasi tahunan Kroasia naik menjadi 4,1 persen pada Juli. Pendorong utama inflasi ini, di antaranya kenaikan harga makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,6 persen serta kenaikan biaya jasa sebesar 5,7 persen.
Hal tersebut menandai meningkatnya inflasi selama tiga bulan berturut-turut di Kroasia.

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Kroasia Marko Primorac mengatakan bahwa pemerintah memperkirakan tingkat inflasi tahunan rata-rata untuk 2025 akan berada di kisaran 3 persen, dengan inflasi diproyeksikan melambat menjelang akhir tahun.
Menurut Eurostat, inflasi di zona euro telah berada di kisaran 2 persen sejak Februari tahun ini dengan beberapa fluktuasi kecil. Hal itu selaras dengan target inflasi Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB).
Kendati demikian, Kepala Ekonom ING dari Belanda Bert Colijn memperingatkan bahwa tren tersebut sepertinya tidak akan berlangsung lama.
Menurut pernyataan ECB yang dirilis bulan lalu, ekspektasi inflasi jangka panjang tetap mendekati target 2 persen, yang mencerminkan kepercayaan pasar terhadap komitmennya menjaga stabilitas harga.
Dalam konferensi penetapan suku bunga pada Juli lalu, ECB memutuskan untuk menahan suku bunga karena tingkat inflasi yang berada di angka 2 persen dianggap menempatkan bank sentral itu "dalam posisi yang cukup baik."
Foto yang diambil pada 27 Juli 2023 menunjukkan lambang Euro di Frankfurt, Jerman. ANTARA/Xinhua/Zhang Fan
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.