Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) memandang bahwa perempuan dan anak merupakan kelompok yang paling rentan mengalami dampak dan trauma-trauma berkelanjutan pascaterjadinya peristiwa persekusi.
"Dalam catatan Komnas Perempuan, dalam konteks terjadinya pelanggaran hak kebebasan beragama yang dihadapi oleh komunitas, perempuan dan anak merupakan kelompok yang paling rentan dan terdepan menghadapi dampak dan trauma-trauma berkelanjutan," kata Wakil Ketua Komnas Perempuan Dahlia Madanih saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, pihaknya meminta setiap pemda agar memetakan potensi konflik untuk mencegah terjadinya kasus intoleransi.
Baca juga: Penanganan kasus intoleransi diminta dengarkan suara perempuan
"Keseriusan setiap pemerintah daerah dalam memetakan potensi konflik dan benturan yang potensial terjadi, tidak dapat ditawar ataupun ditunda," katanya.
Komnas Perempuan mencatat adanya pola berulang dalam kasus-kasus intoleransi.
"Sering kali persoalan tersebut disederhanakan hanya sebagai akibat dari kesalahpahaman atau ketiadaan komunikasi. Padahal, pendekatan seperti ini justru berisiko menjadikan persoalan ini sebagai masalah yang sepele dan remeh, serta mengabaikan akar masalah yang serius," kata Dahlia Madanih.
Baca juga: Komnas Perempuan catat delapan kasus intoleransi selama 2025
Oleh karena itu, menurutnya, langkah-langkah pencegahan harus menjadi prioritas setiap pemda, terutama dalam mengadakan pertemuan untuk mengenal dan mempertemukan komitmen menghargai keberagaman, dan penyelesaian persoalan tanpa kekerasan, tindakan main hakim sendiri, atau pelanggaran hukum.
Baru-baru ini terjadi peristiwa persekusi terhadap para jemaat yang sedang beribadah di rumah doa Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat.
Polisi pun mengamankan sembilan orang yang diduga sebagai pelaku perusakan dan menahan mereka di Mapolresta Padang.
Baca juga: LBH minta polisi tindak tegas pelaku perusakan rumah doa umat Kristen
Baca juga: Pelaku ketiga persekusi wanita pemandu karaoke di Pessel serahkan diri
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.