AI Jadi Penyebab Lesunya Lowongan Kerja? Ini Kata Bos The Fed Jerome Powell

13 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Ketua bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, baru-baru ini menyinggung soal peran kecerdasan buatan (AI) dalam melambatnya pertumbuhan pasar tenaga kerja di AS. Hal ini ia sampaikan tak lama setelah The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan.

Langkah itu diambil sebagai respons atas laporan pekerjaan terbaru yang menunjukkan penambahan lowongan kerja hanya 22.000 pada Agustus 2025. Jumlah ini merosot jauh dibandingkan dengan Juli 2025, yang masih mencatat 79.000 pekerjaan baru.

Mengutip Gizmodo, Jumat (19/9/2025), Powell mendapat pertanyaan mengenai apakah tren pelemahan pasar kerja ini ada kaitannya dengan semakin banyaknya penggunaan AI.

Menanggapi hal itu, ia mengakui masih ada banyak ketidakpastian, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa AI memang menjadi salah satu penyebabnya.

“Bisa jadi perusahaan atau lembaga yang sebelumnya merekrut banyak anak muda lulusan perguruan tinggi, sekarang mulai lebih banyak memanfaatkan AI dibandingkan sebelumnya. Itu mungkin bagian dari cerita yang sedang terjadi,” kata Powell dalam konferensi pers, Rabu kemarin.

Data Penelitian Tunjukkan Dampak Nyata AI

Pernyataan Powell ternyata sejalan dengan sejumlah temuan penelitian yang sudah dipublikasikan sebelumnya. Awal tahun ini, The New York Fed merilis laporan yang menyebutkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja untuk usia 22 hingga 27 tahun telah “memburuk secara nyata.”

Hasil serupa juga muncul dari studi yang dilakukan Stanford pada Agustus. Pekerja muda yang baru memulai karier, khususnya mereka yang berusia 22 hingga 25 tahun, menghadapi penurunan kesempatan kerja yang cukup besar.

Kondisi ini terjadi pada bidang-bidang pekerjaan yang dianggap paling rentan digantikan oleh kecerdasan buatan.

Bukti-bukti ini menunjukkan adanya korelasi antara adopsi AI dengan berkurangnya kesempatan bagi para lulusan baru yang hendak memasuki dunia kerja.

Perusahaan Terbuka Pilih AI Dibanding Manusia

Beberapa pemimpin perusahaan besar bahkan sudah terang-terangan menyatakan rencana mereka untuk mengurangi perekrutan karyawan dan beralih ke sistem otomatisasi berbasis AI.

CEO Ford, Jim Farley, misalnya pernah memprediksi bahwa teknologi ini pada akhirnya bisa menggantikan “setengah dari seluruh pekerja kantoran di AS.”

Hal serupa juga terlihat di perusahaan lain. CEO Shopify, Tobias Lütke, menerapkan aturan baru yang cukup ketat bagi para manajer perekrutan.

Sebelum memutuskan untuk membuka posisi pekerjaan, mereka harus lebih dulu menjelaskan alasan mengapa tugas tersebut tidak bisa dilakukan oleh AI.

Bahkan platform freelancer Fiverr baru-baru ini ikut mengambil langkah drastis. Mereka mengumumkan pemutusan hubungan kerja terhadap 250 stafnya, sebagai bagian dari pergeseran besar perusahaan menuju model bisnis yang mengutamakan penggunaan AI.

Kekhawatiran Munculnya 'Generasi yang Hilang'

Tren ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan akademisi. John McCarthy, seorang profesor dari Cornell University, bahkan menyebut adanya risiko munculnya “generasi yang hilang” dari angkatan kerja, yaitu mereka yang lulus di tengah masa transisi menuju penggunaan AI secara besar-besaran.

Kekhawatiran itu juga mendorong lebih dari 40 ekonom terkemuka untuk menandatangani sebuah surat terbuka yang ditujukan kepada Sekretaris Tenaga Kerja AS.

Dalam surat tersebut, mereka mendesak agar pemerintah menjadikan pengumpulan data tentang dampak AI di pasar kerja sebagai “prioritas utama.”

Powell sendiri mengakui bahwa The Fed saat ini belum memiliki perangkat atau metode yang memadai untuk benar-benar memahami bagaimana AI mengubah dinamika pasar tenaga kerja.

Hal ini menunjukkan bahwa dunia kebijakan pun masih berusaha mengejar ketertinggalan dalam menghadapi perubahan cepat yang dipicu oleh teknologi baru ini.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik

Read Entire Article