Liputan6.com, Jakarta Puasa bukan hanya sekadar praktik keagamaan yang dijalani oleh umat Islam setiap bulan Ramadan, tetapi juga dikenal luas sebagai metode alami untuk memperbaiki kualitas hidup, baik dari segi spiritual maupun fisik. Bahkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ath Thabrani, Rasulullah SAW bersabda, “Berpuasalah niscaya kalian akan sehat.” Meskipun hadis ini tergolong lemah dari segi sanad, substansinya sejalan dengan temuan-temuan ilmiah modern mengenai manfaat puasa bagi kesehatan tubuh dan jiwa.
Puasa juga dipandang mampu memperkuat imunitas dan membantu tubuh beradaptasi dengan pola hidup yang lebih sehat. Namun tentu saja, puasa yang memberikan manfaat adalah puasa yang dijalankan dengan cara yang benar, dengan memperhatikan pola makan seimbang dan gaya hidup sehat.
Dalam berbagai literatur medis dan keagamaan, puasa disebutkan memiliki banyak keutamaan, mulai dari pembersihan toksin tubuh, pengaturan gula darah, hingga regenerasi sel-sel tubuh. Liputan6.com akan mengulas secara mendalam manfaat puasa dari perspektif medis dan agama, serta menjawab beberapa pertanyaan umum tentang praktik puasa, Senin (28/7/2025).
1. Meningkatkan Sistem Imun Tubuh
Puasa memberikan waktu istirahat bagi sistem pencernaan dan memungkinkan tubuh untuk fokus pada proses penyembuhan dan peremajaan sel. Sebagaimana dijelaskan oleh H. Subhan Nur dalam artikel Puasa dan Kesehatan di laman Kemenag.go.id, rasa lapar yang ditimbulkan oleh puasa memicu produksi sel darah putih baru, yang membantu tubuh melawan infeksi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ini merupakan bentuk dari reset imunologis, yakni saat tubuh secara alami meregenerasi sistem kekebalan.
2. Mendukung Proses Detoksifikasi dan Regenerasi Sel
Selama puasa, proses yang dikenal sebagai autophagy terjadi, yaitu proses alami tubuh untuk membersihkan sel-sel mati dan zat berbahaya. Menurut Healthline, autophagy berkontribusi pada peremajaan sel dan perlindungan dari berbagai penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit neurodegeneratif.
Ketika tubuh tidak menerima asupan makanan selama beberapa jam, ia mulai menggunakan cadangan energi dari lemak. Ini membantu dalam menurunkan berat badan dan mengurangi lemak visceral yang berbahaya. Studi yang dimuat dalam Journal of Translational Medicine tahun 2015 menyatakan bahwa intermittent fasting (puasa berselang) bisa menurunkan berat badan hingga 9% dalam 12–24 minggu.
4. Mengontrol Kadar Gula dan Menurunkan Risiko Diabetes
Puasa terbukti dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu mengontrol kadar gula darah. Dalam penelitian yang dikutip Healthline, puasa tiga kali seminggu dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 secara signifikan. Ini menjadi penting terutama dalam pengelolaan diabetes melalui diet dan pengendalian asupan kalori.
Puasa juga berdampak pada penurunan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat), trigliserida, dan tekanan darah. Sebuah tinjauan tahun 2022 menunjukkan bahwa puasa berselang waktu efektif dalam memperbaiki profil lipid darah, yang erat kaitannya dengan risiko penyakit jantung.
6. Meningkatkan Disiplin dan Pengendalian Diri
Selain manfaat fisik, puasa juga memberikan efek positif bagi kondisi mental seseorang. Dalam laman Kemkes.go.id dijelaskan bahwa puasa bisa meningkatkan ketenangan batin dan konsentrasi spiritual.
Puasa melatih seseorang untuk menahan diri dari hawa nafsu dan kebiasaan buruk, seperti makan berlebihan, merokok, dan marah. Disiplin ini secara tidak langsung membantu mengurangi stres dan kecemasan, serta meningkatkan kualitas hubungan sosial.
7. Menurunkan Risiko Gangguan Psikologis
Puasa dapat bertindak sebagai terapi dalam mencegah atau mengurangi gejala gangguan kejiwaan. Proses spiritual dalam puasa menghubungkan individu lebih dalam dengan nilai-nilai moral dan keimanan, sehingga menciptakan rasa damai dan kontrol emosi yang lebih baik.
8. Mengasah Empati dan Kepedulian Sosial
Menahan lapar dan haus membuat seseorang lebih memahami penderitaan orang lain. Ini mengasah empati, memperkuat hubungan sosial, dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
Panduan Menjalani Puasa Sehat
Agar manfaat puasa dapat dirasakan secara optimal, penting untuk menjalani pola makan dan gaya hidup yang sehat. Berikut adalah beberapa panduan praktis:
- Sahur dan Berbuka dengan Makanan Seimbang: Konsumsilah karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta buah dan sayur.
- Berbuka Secara Bertahap: Ikuti sunah Nabi dengan berbuka menggunakan kurma dan air putih terlebih dahulu, lalu lanjutkan dengan makanan utama setelah shalat Maghrib.
- Cukup Istirahat dan Hindari Stres: Kurang tidur dan stres berlebih dapat menurunkan sistem imun.
- Hindari Makanan Berlemak dan Gorengan Berlebihan: Pilih makanan yang mudah dicerna dan tidak memperberat kerja lambung.
FAQ seputar Puasa dan Kesehatan
1. Apakah puasa aman bagi penderita diabetes?
Dalam kondisi ringan hingga sedang, puasa dapat membantu mengontrol gula darah. Namun, pasien sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai puasa.
Puasa dapat menurunkan berat badan jika diiringi dengan pola makan sehat dan gaya hidup aktif. Namun, berat badan bisa kembali naik jika kebiasaan buruk tidak diubah setelah puasa.
3. Apakah puasa bisa meningkatkan daya tahan tubuh?
Ya, puasa merangsang produksi sel darah putih baru dan mendukung regenerasi sistem imun tubuh.
4. Bagaimana cara menghindari lemas saat puasa?
Pastikan asupan cairan dan gizi terpenuhi saat sahur dan berbuka. Hindari aktivitas berat dan tidur cukup.
5. Bolehkah orang dengan gangguan mental berpuasa?
Selama tidak ada larangan medis, puasa justru bisa memberikan manfaat psikologis. Namun, tetap diperlukan pendampingan medis jika diperlukan.
Daftar Rujukan
- Subhan Nur, H. (2020). Puasa dan Kesehatan. kemenag.go.id
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Puasa untuk Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental. keslan.kemkes.go.id
- Healthline. (2023). 8 Health Benefits of Fasting, Backed by Science. https://www.healthline.com/nutrition/fasting-benefits
- Hadis Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ath Thabrani dalam Mu’jam al Awsath
- Journal of Translational Medicine. (2015). Effects of Intermittent Fasting on Body Composition and Clinical Health Markers.