Jakarta (ANTARA) - Aktivitas fisik berlebihan kerap dilakukan banyak orang untuk menjaga kebugaran tubuh. Namun, munculnya sensasi “mata kunang-kunang” setelah berolahraga, yang dikenal juga sebagai phosphenes, patut diwaspadai.
Kondisi ini, meski sering dianggap sepele, dapat menjadi tanda adanya gangguan fisiologis yang memerlukan perhatian lebih. Deteksi dini dan penanganan tepat dapat membantu mencegah risiko kesehatan yang lebih serius.
Penyebab mata kunang-kunang setelah olahraga
1. Tekanan darah rendah (Hipotensi)
Selama olahraga, tekanan darah bisa turun drastis karena pembuluh darah melebar, sementara pasokan oksigen ke otak menurun hal ini menyebabkan pandangan berkunang-kunang. Jika kondisi memburuk saat berdiri tiba-tiba, itu bisa berkembang menjadi hipotensi ortostatik.
2. Detak jantung terlalu cepat (Takikardia)
Olahraga intens jika dilakukan terlalu cepat bisa memicu jantung berdegup sangat cepat. Akibatnya, distribusi darah ke otak menjadi tidak efisien, memicu gejala seperti kunang-kunang pada mata.
Baca juga: Cara menambah berat badan sehat: 8 olahraga yang wajib dicoba
3. Gula darah rendah (Hipoglikemia)
Saat berolahraga tanpa asupan makanan sebelumnya, kadar glukosa tubuh bisa menurun drastis. Hal ini mengganggu suplai energi ke sel mata dan otak, dan bisa menimbulkan gejala seperti penglihatan kabur atau kunang-kunang.
4. Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
Ironisnya, tekanan darah yang terlalu tinggi juga dapat memicu fenomena serupa. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan aliran darah ke otak dan mata.
5. Cedera kepala (Gegar otak)
Trauma kepala, terutama yang terjadi saat berolahraga, berpotensi menyebabkan gejala visual seperti mata berkunang-kunang. Kondisi ini harus segera ditangani medis.
6. Dehidrasi dan kurang oksigen
Keringat berlebih tanpa cukup cairan bisa menyebabkan kehilangan volume darah dan tekanan darah turun. Selain itu, teknik pernapasan yang kurang benar saat berolahraga dapat menghalangi pasokan oksigen ke otak, memperparah sensasi berkunang-kunang.
Baca juga: Padel kian digemari, perlindungan fasilitas semakin dibutuhkan
Cara mengatasi dan mencegah
• Lakukan pendinginan secara bertahap setelah olahraga dan hindari berdiri mendadak dari posisi duduk atau berbaring agar tekanan darah tidak turun drastis.
• Kurangi intensitas latihan dan sertakan pemanasan bila detak jantung meningkat terlalu cepat saat berolahraga.
• Konsumsi kudapan ringan yang mengandung karbohidrat dan protein sebelum beraktivitas fisik untuk mencegah gula darah turun.
• Penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum cukup air sebelum, selama, dan sesudah olahraga.
• Segera periksa ke tenaga medis jika gejala disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau cedera kepala untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Mata kunang-kunang setelah olahraga sering kali disebabkan oleh kondisi umum seperti tekanan darah rendah, gula darah rendah, atau dehidrasi. Meski begitu, gejala ini tidak boleh diabaikan.
Jika muncul berulang atau disertai tanda lain seperti pingsan atau mual, sebaiknya segera berkonsultasi ke ahli kesehatan. Menjaga gaya hidup sehat, mencukupi hidrasi, dan berolahraga secara proporsional tetap menjadi langkah pencegahan terbaik.
Baca juga: Alat olahraga yang mendukung latihan kebugaran di rumah
Baca juga: Jenis olahraga yang bisa membantu memperbaiki kualitas tidur
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.