Jakarta (ANTARA) - Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei bersama Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama memfasilitasi pemulangan empat jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kini jasadnya sedang dalam proses pemulasaran di rumah duka Zhongli.
Melalui pernyataan KDEI Taipei yang diterima di Jakarta, Selasa, diketahui bahwa tiga jenazah merupakan PMI resmi dan satu merupakan Pekerja Migran Indonesia Overstayer (PMIO).
Identitas keempat jenazah adalah Agus Sholihin asal Bojonegoro, Jawa Timur yang meninggal akibat kebakaran; Aris Widi Irwansyah asal Kendal, Jawa Tengah yang meninggal karena sakit; Mundakir asal Lampung Timur, Lampung yang meninggal karena sakit, serta Wahyu Agung Prasetiyo asal Ponorogo, Jawa Timur yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.
Jenazah Wahyu Agung Prasetiyo dijadwalkan dipulangkan ke Indonesia pada 5 Agustus, disusul oleh Aris Widi Irwansyah pada 7 Agustus, dan Agus Sholihin pada 8 Agustus. Sementara itu, jenazah Mundakir masih menunggu proses kelengkapan dokumen kekargoan untuk pemulangan berikutnya.
Baca juga: KDEI Taipei usul proteksi tambahan pasca marak PMI meninggal
“KDEI Taipei memastikan bahwa setibanya di Tanah Air, seluruh proses pemulangan hingga ke kampung halaman akan dikoordinasikan oleh KP2MI/BP2MI,” tulis KDEI Taipei.
Sebagai bentuk penghormatan, Kepala KDEI Taipei Arif Sulistiyo beserta jajaran turut hadir langsung dalam prosesi pemulasaran jenazah pekerja migran tersebut.
Sepanjang tahun 2025 hingga awal Agustus, KDEI Taipei telah menangani total 82 jenazah PMI dan PMIO yang wafat karena berbagai sebab, termasuk kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, dan penyakit.
KDEI Taipei turut kembali mengingatkan pentingnya menjaga keselamatan kerja, kesehatan pribadi, serta keaktifan jaminan sosial seperti BPJS Ketenagakerjaan untuk pelindungan terhadap risiko kematian.
Baca juga: KDEI Taipei laksanakan pendataan Pekerja Migran Indonesia Profesional
Baca juga: Kepala KDEI Taipei bangun sinergi pelindungan pekerja migran Indonesia
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.