Liputan6.com, Jakarta Industri seni melahirkan beragam profesi yang memungkinkan para pekerjanya memiliki karier gemilang. Salah satunya, Ezra Ray Saputra, desainer kembang api yang kini berusia 19 tahun.
Mahasiswa International Undergraduate Program, jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Gadjah Mada (UGM) ini salah satu desainer kembang api dan pyrotechnician profesional termuda di Indonesia.
Di balik padatnya jadwal kuliah, Ezra Ray Saputra berkali sukses mengubah langit malam jadi panggung ledakan cahaya yang penuh presisi. Kariernya dimulai sejak usia 13 tahun dipandu kedua orang tuanya.
Ayah ibu Ezra Ray Saputra menjalankan bisnis di bidang Stage FX dan pyrotechnics. Umur 17, ia dipercaya merancang pertunjukan kembang api musikal pertama untuk acara berskala besar.
DJ dan Artis Internasional
Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, pada Kamis (31/7/2025), Ezra Ray Saputra membeberkan daftar proyek yang terdengar seperti deret impian yang siap dijemput.
“Bekerja sama dengan DJ dan artis internasional seperti Martin Garrix, Ferry Corsten, Gryffin, Porter Robinson, R3hab, Swae Lee, Yoasobi, Rex Orange County, Charlie Puth, Westlife, hingga yang terbaru, grup K-pop Baby Monster,” katanya.
Tak Banyak Orang Tahu
Ezra Ray Saputra juga menguasai sistem firing internasional seperti FireOne, Cobra, dan Jingduan—dan sudah memegang Sertifikat Pyrotechnician resmi dari Polri. Ini pencapaian langka di usia 19 tahun.
“Ini kerjaan seru dan enggak banyak orang tahu. Aku belum pernah ketemu orang lain seusiaku yang bisa mendesain pertunjukan kembang api dari nol. Ini bukan cuma soal efek, tapi bikin orang merasa wow di momen yang tepat,” Ezra Ray Saputra menyambung.
Seorang Musisi Sejak SMP
Di sisi lain, ia ternyata seorang musisi. Sejak SMP, Ezra Ray Saputra punya band sendiri, yang aktif di berbagai kompetisi musik, dan sudah mengoleksi penghargaan nasional.
Tahun 2024, ia meraih medali emas Best of the Best Bassist se-UGM. Ini membuktikan bahwa naluri musikal Ezra Ray Saputra setajam ketepatannya dalam mendesain pyrotechnics.
Dalam dunia yang dituntut presisi, Ezra Ray Saputra membuktikan usia muda bukan penghalang—tapi keunggulan. “I could humbly say that I'll take a big part in the future of pyrotechnics and stage sfx in Indonesia,” cetusnya.