
SEBUAH penelitian berjudul Another Weapon against Cancer and Metastasis: Physical-Activity-Dependent Effects on Adiposity and Adipokines menunjukkan bahwa olahraga aerobik dengan intensitas sedang selama sekitar 45 menit efektif membantu melawan kanker. Olahraga ini berdampak positif pada adipositas dan adipokin yang berhubungan dengan kanker serta penyebarannya.
Olahraga memengaruhi hormon yang dihasilkan oleh lemak tubuh, yaitu adipokina. Hormon ini berperan dalam pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Dengan berolahraga, kadar adipokina berubah sehingga dapat menghambat pertumbuhan kanker.
Manfaat Aktivitas Fisik
Penelitian tersebut menunjukkan gaya hidup aktif dapat menurunkan risiko terkena berbagai jenis kanker, seperti kanker usus besar, payudara, dan rahim. Gaya hidup ini juga membantu pasien merasa lebih baik secara mental, mengurangi rasa cemas dan depresi, serta meningkatkan kualitas hidup.
Hormon bernama adipokina, yang dihasilkan lemak tubuh, bisa memicu peradangan ringan dalam tubuh. Peradangan ini berperan dalam perkembangan dan penyebaran kanker.
Olahraga teratur dapat mengatur kadar adipokina. Hal itu membuat lingkungan di sekitar tumor kurang mendukung pertumbuhannya dan dapat memperlambat penyebaran kanker.
Olahraga teratur dapat mengurangi risiko kanker hingga 20%-40% untuk beberapa jenis kanker, terutama kanker usus besar dan payudara.
Olahraga 45 Menit
Jurnal tersebut tidak secara eksplisit menyebut durasi 45 menit. Namun, banyak penelitian lain menunjukkan bahwa olahraga seperti berjalan cepat, jogging ringan, atau bersepeda selama sekitar 45 menit per hari efektif. Kegiatan ini mampu merangsang respon biokimia positif, termasuk pengaturan kadar adipokina.
Olahraga Tetap Harus Disesuaikan Dengan Usia
Para peneliti menekankan program olahraga harus disesuaikan dengan kondisi tiap orang, seperti usia, kesehatan, kemampuan fisik, serta jenis dan tahap kanker. Tujuannya agar terhindar dari kelelahan atau cedera, dan supaya olahraga bisa memberi manfaat maksimal sebagai pendukung pengobatan.
Olahraga Hanya Menjadi Alternatif
Olahraga tak menggantikan terapi utama seperti operasi, radioterapi, atau kemoterapi, namun bisa memperkuat efek terapi dan memperbaiki kondisi fisik dan mental pasien.
Kebiasaan semacam ini juga potensial untuk menurunkan efek samping terapi kanker dan menghambat penyebaran tumor. (Jurnal MDPI/Z-2)