
RENCANA Israel memperluas operasi militernya ke Kota Gaza berlangsung di saat berbagai upaya diplomasi dilakukan untuk mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.
Perundingan ini menjadi semakin mendesak mengingat perang yang telah berlangsung selama 22 bulan tersebut mengalami kebuntuan sejak putaran negosiasi terakhir gagal pada Juli lalu.
Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty menyatakan pihaknya intensif melakukan koordinasi untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata Gaza.
"Kairo bekerja sangat keras sekarang dalam kerja sama penuh dengan Qatar dan Amerika Serikat dengan target mencapai gencatan senjata selama 60 hari, pembebasan beberapa sandera dan tahanan Palestina, serta aliran bantuan kemanusiaan dan medis ke Gaza tanpa batasan, tanpa syarat," katanya.
Dua sumber Palestina kepada AFP mengungkapkan bahwa delegasi senior Hamas dijadwalkan bertemu dengan pejabat Mesir pada Rabu untuk membahas kesepakatan tersebut.
Salah satu sumber menjelaskan bahwa mediator tengah merumuskan proposal perjanjian gencatan senjata komprehensif baru yang mencakup pembebasan seluruh sandera yang masih berada di Gaza dalam satu gelombang.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan dalam wawancara bahwa ia menolak pembebasan sandera secara bertahap. Dia mengatakan ingin mengembalikan semua sandera sebagai bagian dari upaya mengakhiri perang tetapi dengan syarat-syarat dari mereka.
Sejak gencatan senjata singkat awal tahun ini, upaya mediasi yang dipimpin Qatar, Mesir dan Amerika Serikat belum menghasilkan terobosan.
Sementara itu, kabar mengenai potensi perundingan ini muncul di tengah laporan badan pertahanan sipil Gaza bahwa Israel telah meningkatkan intensitas serangan udara di Kota Gaza dalam beberapa hari terakhir. Hal itu dijalankan setelah kabinet keamanan memutuskan memperluas operasi militer di wilayah tersebut. (Fer/I-1)