Jadi intinya...
- Mpok Alpa merahasiakan perjuangan melawan kanker dari publik.
- Operasi kanker di Malaysia tertunda karena batuk, hingga ia meninggal dunia.
- Iis Dahlia membantu Mpok Alpa mengurus administrasi medis dan pengobatan.
Liputan6.com, Jakarta Di balik canda dan kepolosannya yang selalu menghibur, komedian Mpok Alpa memendam perjuangan berat seorang diri. Almarhumah memilih untuk bertarung melawan penyakit kanker dalam senyap, tanpa ingin diketahui publik.
Pedangdut Iis Dahlia menjadi salah satu dari segelintir orang yang menyimpan rapat itu. Iis sudah mengetahui kondisi Mpok Alpa sejak awal, dan tetap memegang teguh amanah sang sahabat untuk tidak menyebarkan kabar tersebut.
"Tahunya dari awal. Cuma kan karena dia nggak boleh orang tahu, ya nggak aku kasih tahu, itu kan amanah ya. Tipenya dia nggak mau orang tau dia sakit. Dia bilang akan ngomong sama wartawan nanti ketika dia sudah sembuh, rambutnya sudah panjang lagi, sudah jalani operasi," kata Iis Dahlia di Kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin (18/8/2025).
Rencana untuk operasi pengangkatan kanker di salah satu rumah sakit di Malaysia sebenarnya sudah di depan mata. Namun takdir berkata lain lantaran kendala kecil yang membuat tindakan medis yang sangat penting tersebut harus ditunda, hingga akhirnya Mpok Alpa meninggal dunia.
Sudah Dipersiapkan untuk Operasi
"Karena kan terakhir itu sudah mau diangkat kankernya. Begitu ke sana, sudah opname, sudah mau tindakan, dia batuk. Dokter bilang kamu pulang dulu, nggak boleh. Kita nggak bisa operasi kalau kamu kondisinya lagi batuk. Diobatin dulu di Jakarta, nanti kalau sudah selesai baru balik lagi, katanya gitu," jelas Iis.
Sebagai sahabat Iis turun tangan langsung membantu berbagai proses administrasi medis Mpok Alpa. Mulai dari mengurus BPJS hingga menghubungkan almarhumah dengan dokter yang ia kenal untuk memastikan Mpok Alpa mendapat penanganan terbaik.
"BPJS nya kemarin sudah mati, dihidupkan lagi. Kebetulan yang urus asuransinya aku kenal. Kebetulan dokternya juga aku kenal, jadi komunikasinya gampang," jelas Iis.
Awal Berobat ke Malaysia
Perjuangan Mpok Alpa juga diwarnai kendala saat berobat ke Malaysia. Upaya pertamanya harus melalui proses yang melelahkan karena mendatangi rumah sakit yang kurang tepat. Iis menyayangkan Mpok Alpa tidak memberitahunya lebih awal agar bisa diarahkan ke fasilitas yang lebih tepat.
"Bukan kena tipu sebenarnya, dianterin orang tapi dianterin tuh kayak ke rumah sakit pemerintah gitu loh. Jadi antre, dia bisa antre berjam-jam di Malaysia, itu yang pertama. Makanya aku bilang kenapa sih kamu nggak bilang, aku tahu rumah sakit di Penang, aku tahu nomor dokter khusus untuk kanker atau teman-teman di sana yang sudah berhasil," tuturnya.
Meski dalam kondisi sakit, semangat Mpok Alpa untuk terus bekerja tidak pernah padam. Bahkan saat dirawat di salah satu rumah sakit di Jakarta, ia sempat ingin pulang karena merasa kondisinya udah lebih baik dan rindu pada anak-anaknya.
Sempat Pingsan Lalu Masuk Dharmais
"Yang dia keluhkan terakhir tuh di tulang belakang. Karena sudah nggak sakit sudah berapa hari, kalau nggak salah sudah hampir seminggu lah di rumah sakit terus dia pengin pulang. Dia kangen anak, dia pingin kerja, walau akhirnya nggak bisa kerja juga," kenang Iis.
Beberapa minggu setelahnya kondisi Mpok Alpa kembali menurun dan sempat pingsan. Walhasil mendiang sempat dilarikan ke rumah sakit khusus kanker atas rujukan dokter di Malaysia.
"Dia sudah pulang berapa minggu, terus dia pingsan. Dia akhirnya dimasukin ke Dharmais karena berdasarkan keputusan dokter yang di sana disuruh masuk ke rumah sakit spesialis kanker," pungkas Iis Dahlia.