Tokoh Bonek, Husin Ghozali, menilai kebijakan larangan suporter tandang di Super League beserta sanksi denda bagi klub yang dilanggar sebagai keputusan yang tidak masuk akal. Ia menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada aturan resmi dari FIFA terkait larangan kehadiran suporter tandang di stadion.
Komite Disiplin (Komdis) PSSI menjatuhkan hukuman denda kepada Persebaya Surabaya sebesar Rp 25 juta. Sanksi tersebut diberikan kepada Bajul Ijo saat bertemu PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (8/8) Malam WIB.
Menanggapi hal tersebut, Husin mengatakan pihak liga dan federasi seakan membuat aturan tersebut hanya untuk menghasilkan pendapatan dari denda.
“Ini kekonyolan, I.League sama federasi. Seolah-olah larangan ini dari FIFA, tapi buktinya tidak ada. Sampai sekarang tidak ada dokumen otentik yang bisa ditunjukkan,” ujarnya kepada kumparan, Rabu (20/8).
Ia menilai alasan larangan tersebut tidak memiliki dasar hukum yang jelas. Kasus tragedi Kanjuruhan yang kerap dijadikan dalih, menurutnya tidak relevan karena saat itu tidak melibatkan suporter tandang. Namun, seluruh kelompok suporter kini terkena dampaknya dengan adanya kebijakan larangan away.
Husin juga menyebut larangan itu justru memutus tali silaturahmi antarwarga negara yang seharusnya bebas mendukung timnya di stadion mana pun. Ia menegaskan suporter akan tetap menolak aturan tersebut.
“Kita warga negara Indonesia bebas berkunjung ke stadion mana pun. Nggak ada di dunia ini larangan seperti itu. Jadi kita tolak larangan away ini,” katanya.
"Dia tidak bisa menunjukkan bukti otentiknya. Berarti kan mengadang-ada. Buktinya nggak ada. Apa yang ditakutkan? Suporter away. Kan kalau nggak ada alasan itu, nggak ada landasan hukumnya," tutupnya.