9 hours ago
2
Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaporkan sekitar 37 unit rumah warga rusak akibat gempa magnitudo 5,8 yang terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Minggu sekitar pukul 05.36 WIB.
"Data itu masih bersifat sementara, sewaktu-waktu bisa berubah, karena tim reaksi cepat (TRC) terus melakukan asesmen lapangan," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Poso Sofyan dihubungin di Palu, Minggu.
Baca juga: Pemprov Sulteng gratiskan pengobatan korban gempa Poso
Dari 37 unit rumah rusak dilaporkan empat unit mengalami rusak berat dan 33 unit rusak ringan, serta satu uni rumah ibadah (gereja) juga rusak, termasuk 10 jemaat gereja tersebut mengalami luka-luka, karena tertimpa material bangunan.
Ia merinci rumah rusak akibat gempa tersebar di sembilan desa, yakni Desa Towu satu rumah rusak ringan dan empat unit rusak berat, Desa Bega, Kecamatan Poso Pesisir satu unit rusak ringan, Desa Lape delapan unit rusak ringan, Desa Kilo satu unit rusak ringan, Desa Tokorondo dua unit rusak ringan, Desa Maranda, Kecamatan Poso Pesisir Utara empat unit rusak ringan.
Kemudian, Desa Tangkura 14 unit rusak ringan serta Desa Petiwunga Kecamatan Poso Pesisir Selatan dua unit rusak ringan.
"Sejauh ini belum ada korban jiwa dari bencana alam itu," ujarnya.
Baca juga: BPBD Sulteng laporkan 433 jiwa di Poso Pesisir terdampak gempa Poso
Baca juga: BMKG: 10 kali gempa susulan setelah gempa besar di Poso
Menurut data BPBD setempat, di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir sekitar 433 jiwa dari 184 Kepala Keluarga (KK) terdampak, terdiri atas 218 orang laki-laki, 206 orang perempuan, 31 orang lanjut usia (lansia), lima orang disabilitas, dan 23 balita.
"Kami mengimbau warga tetap tenang juga waspada, jangan terpengaruh dengan isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Perkembangan informasi dapat diperoleh dari pemerintah daerah (Pemda) Poso maupun BMKG," ucap Sofyan.
Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
