Liputan6.com, Jakarta - Celana dalam mungkin kerap dianggap sepele dalam keseharian pria. Namun, siapa sangka, pemilihan bahan yang tidak tepat ternyata bisa berdampak serius pada kesehatan.
Kesalahan dalam memilih celana dalam untuk pria dapat menyebabkan iritasi kulit, kelembapan berlebih, hingga gangguan pada organ reproduksi.
Risiko tersebut seringkali muncul karena bahan celana dalam yang digunakan tidak dipilih dengan pertimbangan matang. Sayangnya, masih banyak pria yang mengabaikan pentingnya memilih bahan celana dalam yang aman.
Padahal, area genital merupakan bagian tubuh yang sangat sensitif dan membutuhkan sirkulasi udara yang baik. Untuk itu, pemilihan bahan yang tepat menjadi kunci menjaga kesehatan di area tersebut.
Dilansir dari National Library of Medicine pada Selasa, 5 Agustus 2025, sebuah studi pada tahun 1992 menunjukkan adanya kaitan antara bahan celana dalam dengan fungsi testis. Studi tersebut melibatkan 21 pria sehat yang dibagi ke dalam tiga kelompok.
Pilih Celana Dalam dari Bahan Organik
Kelompok pertama mengenakan celana dalam berbahan 100 persen polyester, kelompok kedua memakai 100 persen katun, dan kelompok ketiga menggunakan kombinasi 50 persen polyester dan 50 persen katun.
Selama satu jam, mereka diuji untuk mengamati tingkat potensial elektrostatik, yang diketahui bisa mengganggu fungsi testis.
Hasilnya, kelompok yang mengenakan 100 persen katun tidak menunjukkan adanya potensi elektrostatik. Sebaliknya, potensi elektrostatik paling tinggi ditemukan pada kelompok yang memakai 100 persen polyester.
Artinya, bahan polyester berpotensi mengganggu fungsi testis, dan sebaiknya dihindari untuk penggunaan sehari-hari, terutama dalam bentuk pakaian dalam pria.
Bahan celana dalam yang aman untuk kesehatan pria umumnya terbuat dari bahan-bahan organik. Dilansir dari The Good Trade, bahan organik bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga menawarkan kenyamanan, bahkan untuk menjaga bumi.
Dari segi kenyamanan, celana dalam dari bahan organik dikenal dengan kelembutan, sirkulasi udara, dan daya tahannya.
Hal ini membuat celana dalam bahan organik ini bermanfaat untuk orang dengan kulit sensitif, alergi, dan kondisi seperti eksim.
1. Katun
Dilansir dari Vanheusen, katun merupakan bahan celana dalam yang populer karena kemampuannya yang dapat menyerap keringat, lembut, dan nyaman. Katun memungkinkan sirkulasi udara yang baik sehingga ini dapat mengatasi kelembapan berlebih sehingga bermanfaat untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan.
2. Bamboo
Karena sifatnya yang ramah lingkungan dan kelembuutan yang ditawarkan, kain bamboo semakin populer.
Kain ini memiliki sifat antimikroba dan daya serap kelembapan alaminya menjadikan bahan ini sebagai bahan yang sangat baik untuk pilihan bahan celana bahan pria.
Jika digunakan di iklim hangat dan sejuk, bahan ini tetap akan terasa dingin
3. Wol Merino
Wol merino adalah pilihan bahan yang tepat untuk celana dalam pria bagi yang tinggal di iklim dingin dan membutuhkan kehangatan ekstra selama musim dingin.
Kain wol ini dapat menyerap kelembapan secara alami serta dapat mengatur suhu tubuh. Meskipun harganya tergolong mahal, tetapi sepadan dengan manfaat yang ditawarkan, hangat dan nyaman digunakan sehari-hari.
Hindari Bahan yang Tidak Menyerap Keringat
Dilansir dari Huffpost, Dokter Kandungan dan Ginekologi bersertifikat di Pediatrix Medical Grop di Denver, Dr. Suzy Lipinski menjelaskan bahwa bahan celana dalam yang perlu dihindari adalah bahan yang menyulitkan kulit untuk bernapas, termasuk dalam bahan sintesis seperti nilon dan satin.
"Bahan tenun, bukan rajut, atau bahan yang tebak juga bisa membatasi seberapa banyak kain bisa 'bernapas'," kata Lipinski.
Direkur medis di Wellstar Urology di Atlanta, Dr. Scott D. Miller menyebutkan bahwa polyester murni merupakan bahan terbutuk untuk pakaian dalam.
"Meskipun merupakan salah satu bahan paling ringan, polyester tidak menyerap maupun memiliki udara yang baik," ujarnya.
Dilansir dari situs Obviously Apparel, polyester adalah kain sintesis yang berasal dari produk berbasis minyak bumi.
Meskipun kain ini memiliki tingkat elastisitas yang tinggi, daya tahan, dan tahan terhadap penyusutan dan kerutan, bahan poliester dapat menyebabkan masalah sirkulasi udara dan potensi iritasi.
Berikut adalah empat alasan mengapa poliester buruk untuk dijadikan bahan celana dalam pria.
- Sirkulasi dan manajemen kelebapan yang kurang
- Kesehatan Kulit dan Iritasi
- Retensi Bau
- Kenyamanan dan Daya Tahan
Cara Memilih Celana Dalam yang Sehat untuk Pria
Memilih celana dalam bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga kesehatan. Bahan yang tidak tepat bisa membawa masalah bagi kesehatan, seperti menimbulkan iritasi, kelembapan berlebih hingga infeksi.
Untuk memilih jenis celana dalam yang nyaman, perlu memberikan perhatian lebih pada jenis kain, sirkulasi urdara, dan kelembutan bahan untuk menjaga kebersihan serta kesehatan area genital.
Dilansir dari Vanheusen, berikut cara memilih celana dalam untuk pria agar kesehatan organ genital tetap terjaga.
1. Temukan ukuran yang tepat
Celana dalam yang tidak telalu ketat bisa menyebabkan iritasi kulit, menghambat alirah darah, dan meningkatkan risiko infeksi. Sebaliknya, celana dalam yang terlalu longgar dapat menyebabkan ketidaknyamanan karena kekuatan menopang yang kurang.
2. Memilih bahan yang menyerap keringat
Memilih kain dengan sirkulasi udara yang baik sangat penting, khususnya bagi orang yang rentan berkeringat atau yang tinggal di iklim hangat.
3. Sesuaikan dengan tingkat aktivitas
Bagi pria yang memiliki aktivitas dengan intensitas tinggi butuh celana dalam dengan bahan yang mampu menyerap keringat seperti serat mikro dan modal. Bahan ini akan membantu tetap kering dan nyaman ketika berolahraga.
4. Ganti pakaian dalam setiap hari
Mengganti celana dalam dengan rutin, dapat membantu mengurangi risiko terkena infeksi dan iritasi.
5. Perhatikan karet pinggang
Karet pinggang yang tidak sesuai akan menyebabkan ketidaknyamanan, terlalu sempit akan membuat pinggang sesak, sedangkan terlalu longgar akan membuat celana dalam melorot.