4 weeks ago
23
Pedagang menunjukkan minyak goreng Minyakita di Pasar Rumput, Jakarta, Senin (10/3/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan bahwa Kementerian Perdagangan (Kemendag) sedang menyusun kajian terkait pola distribusi minyak goreng rakyat (MGR) atau Minyakita guna menekan harga yang masih berada di atas harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp15.700 per liter.
“Saat ini sedang dibahas, kami sedang membuat kajian. Kajian ini untuk menentukan pola distribusi yang paling sesuai,” ujar Budi di Jakarta, Jumat (4/7/2025).
Budi menambahkan bahwa saat ini Kemendag belum bisa membeberkan secara detail pola distribusi yang akan diterapkan. Namun demikian, kementerian akan menggelar rapat bersama lintas kementerian/lembaga, produsen, distributor, serta asosiasi terkait agar harga Minyakita bisa kembali sesuai dengan ketetapan HET.
“Kita cari jalan keluarnya, supaya Minyakita cepat turun harganya. Apalagi di wilayah timur kan sering kali lebih mahal,” imbuhnya.
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan per 4 Juli 2025, harga rata-rata nasional Minyakita tercatat sebesar Rp16.700 per liter.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada pekan keempat Juni 2025, harga Minyakita masih stabil tinggi atau di atas HET. SP2KP per 26 Juni 2025 menunjukkan bahwa terdapat 104 kabupaten/kota di Pulau Jawa yang mencatat harga Minyakita melampaui Rp15.700 per liter.
Beberapa di antaranya adalah Kabupaten Kepulauan Seribu (Rp18.000 per liter), Jakarta Barat (Rp17.824), Tasikmalaya (Rp17.794), Jakarta Pusat (Rp17.694), dan Bekasi (Rp17.657).
Sementara di luar Pulau Jawa, terdapat 337 kabupaten/kota dengan harga Minyakita di atas HET. Wilayah dengan harga tertinggi meliputi Pegunungan Bintang (Rp50.000 per liter), Puncak Jaya (Rp45.000), Pegunungan Arfak dan Lanny Jaya (Rp35.000), serta Tolikara (Rp31.500).
sumber : Antara
