
Profil Prajogo Pangestu selalu menarik perhatian publik, terutama karena kesuksesannya sebagai salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Nama Prajogo Pangestu kerap muncul dalam daftar orang terkaya versi Forbes.
Namun, tidak banyak orang yang tahu kisah perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan dari bawah hingga menjadi taipan besar di industri petrokimia dan energi. Sosoknya memang dikenal low profile, tetapi kiprahnya sangat besar dalam dunia bisnis nasional.
Profil Prajogo Pangestu, Pengusaha Besar dari Kalimantan Barat

Prajogo Pangestu, lahir dengan nama asli Phang Djoen Phen pada 13 Mei 1944 di Bengkayang, Kalimantan Barat. Prajogo adalah seorang pengusaha Indonesia keturunan Hakka asal Guangdong, Tiongkok.
Lahir dari keluarga sederhana, ayahnya adalah penebang karet, Prajogo hanya menyelesaikan sekolah dasar hingga menengah. Saat remaja, ia sempat berjualan hasil bumi dan bekerja sebagai sopir angkot sebelum mendapat kesempatan bergabung di Djajanti.
Profil Prajogo Pangestu dikenal sebagai pendiri sekaligus Presiden Komisaris dari Barito Pacific Group. Prayogo adalah konglomerat besar yang bergerak di bidang kehutanan, minyak dan gas, batubara, pertambangan emas, serta energi geothermal.
Prajogo mengawali kariernya pada tahun 1970 sebagai karyawan di perusahaan kayu milik Burhan Uray, Djajanti Group, Barito Pacific. Setelah enam tahun bekerja, pada 1976 ia dipercaya menjadi General Manager PT Nusantara di Surabaya.
Pada 1977, Prajogo memutuskan hengkang dan mendirikan usaha baru di bidang kayu. Dimulai dari PT Barito Pacific Timber, yang akhirnya menjadi perusahaan publik terbesar di Bursa Efek Jakarta pada 1993, ia mengembangkan usaha ini ke berbagai sektor.
Menyadari peluang lebih luas, pada 2007 Barito Pacific mengubah namanya. Kemudian masuk ke sektor petrokimia melalui akuisisi PT Chandra Asri Pacific.
Menurut buku Kiprah Taipan Prayogo Pangestu Membangun Chandra Asri Menjadi Perusahaan Plastik Terbesar, Pusat Data Dan Analisa Tempo, (2019), pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta, menjadikannya salah satu produsen petrokimia terbesar di Indonesia.
Bisnisnya kemudian merambah ke energi panas bumi melalui anak perusahaan Star Energy. Pada Maret 2022, Prajogo melalui perusahaan Singapura Green Era mengakuisisi 33,33 % saham Star Energy dari BCPG, sehingga total kepemilikannya menjadi 100 %.
Menurut Forbes, kekayaan bersihnya berada di kisaran US$ 40–43 miliar, menjadikannya orang terkaya di Asia Tenggara dan salah satu yang terkaya di Indonesia. Sementara perkiraan situs lain menyebutkan kekayaan antara US$ 33-34 miliar pada pertengahan 2025.
Sebagai figur yang dijuluki “Lone Wolf”, Prajogo dikenal menyukai strategi jangka panjang dan diversifikasi dalam berbisnis. Ia tampil rendah hati, jarang tampil di media, namun fokus membangun kerajaan bisnis dari kayu hingga petrokimia dan energi terbarukan.
Baca Juga: Daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia dan Jumlah Kekayaannya
Melihat profil Prajogo Pangestu, bisa mengajarkan bahwa kerja keras, ketekunan, dan visi jangka panjang dapat membawa seseorang dari kehidupan sederhana menuju puncak kesuksesan. Tak heran, jika namanya terus mencuat sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia bisnis nasional. (DNR)