Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung ditanyai terkait penataan kabel semrawut di Jakarta yang meresahkan warga. Kabel-kabel itu kadang mengganggu pejalan kaki dan pengendara.
Pramono mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengajarkan SJUT (Sarana Jaringan Utilitas Terpadu) untuk menyelesaikan permasalahan kabel itu.
“Jadi SJUT (Sarana Jaringan Utilitas Terpadu) untuk memasukkan kabel ke dalam, ini kan bukan program yang bim salabim. Karena biayanya juga cukup mahal,” kata Pramono saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (30/7).
“Memang sekarang ini daerah yang sedang dikerjakan di Jakarta Selatan. Terutama di Kebayoran Baru dan sebagainya. Dan secara bertahap,” lanjutnya.
Ia menuturkan, Pemprov DKI telah menjalankan upaya penurunan kabel sejak awal, meski membutuhkan waktu dan anggaran yang besar.
“Tetapi semangat untuk menurunkan itu sudah kita lakukan. Jadi pelan-pelan Jakarta kita benahi secara tertata,” lanjutnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino menanggapi masih adanya kabel semrawut yang masih ditemukan di sejumlah titik Jakarta. Menurutnya, selain merusak wajah kota, kabel-kabel itu juga bisa membahayakan warga.
“Kabel-kabel semrawut dan menjuntai di Jakarta bukan cuma merusak estetika kota, tapi juga ancaman serius bagi keselamatan warga. Apalagi kalau sudah mencuat dan menjalar ke badan jalan” kata Wibi saat dihubungi, Rabu (30/7).
Wibi menyebut pihaknya telah mendorong sejumlah dinas untuk segera melakukan penataan.
“Kami mendorong Dinas Bina Marga bersama Dishub dan Dinas Kominfotik untuk segera menertibkan titik-titik rawan, sekaligus melakukan penurunan kabel ke bawah tanah (ducting) secara bertahap tapi konsisten,” jelasnya.
Ia juga menegaskan pentingnya penindakan terhadap provider yang sembarangan memasang kabel. Sanksi berat hingga pencabutan izin disebut sebagai langkah untuk memberikan efek jera.