Liputan6.com, Jakarta Real Madrid kembali bersuara lantang jelang dimulainya musim baru La Liga 2025/2026. Klub raksasa asal ibu kota Spanyol itu menyatakan keberatannya terhadap jadwal pertandingan yang dinilai merugikan mereka, terutama usai tampil di ajang Piala Dunia Antarklub.
Madrid merasa waktu istirahat yang diberikan terlalu singkat untuk memulai musim dengan kondisi optimal.
Permintaan untuk menunda pertandingan pembuka mereka kontra Osasuna pada 19 Agustus 2025 sempat diajukan ke Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF). Namun, keputusan tidak berpihak pada Los Blancos.
Seorang hakim RFEF menolak permohonan tersebut, menilai bahwa Madrid tetap mendapatkan waktu istirahat yang sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Meski demikian, Madrid tak tinggal diam. Madrid berargumen bahwa mereka telah ditolak pada kasus 'periode istirahat dan persiapan minimum' setelah dijadwalkan untuk memulai musim baru hanya 41 hari setelah kampanye Piala Dunia Antarklub mereka berakhir.
RFEF Menolak Permohonan, Madrid Tak Terima
Dalam permohonannya, Real Madrid menyampaikan bahwa mereka tidak memperoleh 'masa istirahat dan persiapan minimum' seperti yang seharusnya diberikan kepada klub-klub yang baru saja menjalani agenda internasional.
Permintaan Madrid sederhana: tambahan waktu 24 jam sebelum laga kontra Osasuna, agar pemain bisa pulih sepenuhnya.
Namun, hakim RFEF, Jose Alberto Peláez, memutuskan untuk menolak permintaan tersebut. Ia menilai bahwa skuad Madrid telah mendapatkan jeda kompetitif selama 21 hari sesuai dengan batas minimum dalam peraturan.
Menurut laporan Mundo Deportivo, Real Madrid hanya memiliki waktu 48 jam untuk mengajukan banding atas keputusan itu, dan mereka sudah memutuskan untuk menempuh jalur tersebut. Klub menilai bahwa selain hak istirahat, persoalan ini juga menyangkut integritas dan kesiapan kompetisi sejak awal musim.
Respon Keras Javier Tebas
Presiden La Liga, Javier Tebas, memberikan komentar keras terkait polemik ini. Ia menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk mengubah jadwal hanya karena Real Madrid menginginkannya. Tebas menyebut bahwa liga lain seperti Premier League dan Ligue 1 pun tidak memberikan perlakuan khusus kepada klub-klub besar mereka.
“Saya yakin mereka akan memiliki 20 hari untuk istirahat, bukan 21 hari, dan tidak ada liga lain seperti Liga Primer untuk Chelsea atau Ligue 1 Prancis untuk PSG yang mengubah jadwal pertandingan,” kata presiden La Liga, Javier Tebas.
“Jadi saya rasa kita tidak perlu mengubah kalender karena alasan itu, terutama mengingat ini hanya masalah satu hari," sambungnya.
Sumber: Mundo Deportivo