Modric dan Perubahan Perannya di Milan: Dari Mezzala ke Pengatur Tempo Permainan

Liputan6.com, Jakarta Luka Modric datang ke AC Milan dengan status bintang besar. Setelah kontraknya bersama Real Madrid berakhir, ia memutuskan bergabung dengan klub pujaan masa kecilnya, Milan, di musim panas. Kepindahan ini bukan hanya mengundang perhatian karena prestasinya yang luar biasa, tetapi juga memunculkan pertanyaan tentang peran apa yang akan sang gelandang veteran mainkan di bawah asuhan Massimiliano Allegri.

Di awal, banyak spekulasi mengenai bagaimana sang pelatih akan menyusun lini tengah. Allegri punya opsi memainkan Modric dalam skema tiga gelandang atau dua pivot. Sampai saat ini, pilihan jatuh pada formasi tiga gelandang, dengan Modric menjadi salah satu bagian penting di dalamnya.

Namun, menariknya, peran yang dijalani Modric sekarang ternyata berbeda dengan yang awalnya direncanakan. Milan merekrutnya dengan niat menjadikannya mezzala, sosok box-to-box yang bergerak menyisir lapangan. Namun, Modric punya pandangan lain yang ia sampaikan langsung pada Allegri.

Menurut laporan Tuttosport via, Modric sebenarnya didatangkan untuk mengisi peran mezzala. Namun, sejak awal, ia langsung menegaskan kepada Allegri bahwa dirinya lebih nyaman beroperasi di tengah, mengatur tempo permainan dari kedalaman. Hal ini menjadi penegasan bahwa Modric bukan hanya pemain berpengalaman, tapi juga sosok yang tahu betul di mana kualitas terbaiknya bisa dimaksimalkan.

Benar saja, di beberapa laga awal, posisi itulah yang diberikan Allegri. Modric ditempatkan sebagai gelandang paling dalam dari trio di lini tengah, berfungsi sebagai penghubung sekaligus kreator serangan dari area lebih jauh ke belakang. Dengan gaya khasnya, ia berusaha menyalurkan bola dan mengendalikan ritme Milan di lapangan.

Keputusan ini membuat Milan punya pola permainan yang lebih terkontrol. Meski sudah berusia 39 tahun, Modric tetap menawarkan kualitas yang jarang dimiliki pemain lain: kemampuan membaca permainan, menjaga keseimbangan, serta menentukan kapan tim harus mempercepat atau memperlambat tempo.

Meski demikian, cerita soal peran Modric belum berakhir. Kehadiran Samuele Ricci dan kembalinya Ardon Jashari bisa memberi warna baru bagi lini tengah Milan. Allegri mungkin akan melakukan rotasi atau sedikit penyesuaian, tergantung bagaimana keduanya beradaptasi.

Jika Ricci mendapat menit bermain lebih banyak, bisa jadi Modric akan memiliki kesempatan untuk sedikit maju ke depan, atau justru tetap menjadi titik sentral agar para gelandang muda bisa lebih leluasa berkreasi. Semua tergantung kebutuhan tim dan strategi yang diterapkan di laga-laga penting mendatang.

Namun, untuk saat ini, jelas bahwa Modric tetap menjadi otak permainan Rossoneri. Ia berhasil mengubah ekspektasi awal - dari sekadar mezzala pekerja keras menjadi pengatur tempo sejati yang menjaga aliran permainan tetap hidup. Milan seakan menemukan jantung baru di lini tengah, dan itu datang dari seorang legenda yang tahu persis cara memainkan perannya.

Sumber: Tuttosport, Sempre Milan