Liputan6.com, Jakarta - Dalam ajang BRAVO 500 SUMMIT yang berlangsung Rabu (24/7/2025) di Jakarta, XLSMART for Business secara resmi meluncurkan ESTA (Enterprise Smart Technology & Automation).
Peluncuran ini menandai langkah strategis perusahaan dalam mendukung akselerasi transformasi digital lintas sektor industri di Indonesia.
ESTA dirancang sebagai platform digital terintegrasi yang mampu menjawab kebutuhan operasional modern dengan mengedepankan efisiensi, skalabilitas, dan keamanan.
Langkah ini sejalan dengan strategi besar XLSMART dalam memperkuat posisi sebagai penyedia solusi teknologi unggulan bagi perusahaan-perusahaan nasional.
Dengan memanfaatkan kekuatan infrastruktur jaringan fiber optic hasil sinergi XL Axiata dan Smartfren sepanjang 195 ribu kilometer, ESTA diharapkan menjadi tulang punggung digitalisasi industri Tanah Air.
Mengusung semangat “Solusi untuk Korporasi, Solusi untuk Negeri”, XLSMART menegaskan komitmennya sebagai mitra strategis dalam mendukung pembangunan ekosistem digital yang inklusif, kuat, dan berkelanjutan di Indonesia.
ESTA dirancang sebagai sebuah platform digital lokal yang menyatukan tiga teknologi kunci: Artificial Intelligence (AI), Internet of Things (IoT), dan cloud computing, dalam satu ekosistem yang adaptif dan aman.
Arsitektur Native Multi-tenant
Pendekatan ini memberikan keleluasaan bagi perusahaan untuk mengelola operasional mereka secara efisien, terukur, dan fleksibel sesuai kebutuhan spesifik industri, baik manufaktur, migas, logistik, layanan publik, maupun sektor keuangan.
Dengan arsitektur native multi-tenant yang dapat disesuaikan, ESTA memungkinkan tingkat personalisasi tinggi terhadap workflow dan struktur layanan, sambil tetap memastikan integrasi penuh dalam satu dashboard terpadu.
Hal ini mengurangi kebutuhan perusahaan untuk bergantung pada banyak vendor atau sistem yang terfragmentasi, sehingga mendorong efisiensi, memperkuat koordinasi, dan menekan potensi risiko.
“Transformasi digital yang cepat membutuhkan sistem yang tak hanya canggih, tapi juga aman, modular, dan punya skalabilitas tinggi. ESTA menjawab semua itu,” ujar Andrijanto Muljono, Chief Enterprise Strategic Relationship Officer XLSMART.
Monitoring Real-Time, Manajemen SLA, hingga Incident Response
ESTA hadir sebagai solusi terintegrasi yang memudahkan pelaku industri dalam mengelola seluruh layanan IT mereka hanya melalui satu dashboard pusat.
Melalui antarmuka ini, perusahaan dapat melakukan monitoring infrastruktur secara real-time, mengelola IT service management secara menyeluruh, hingga merespons insiden operasional dengan cepat dan akurat, semuanya dirancang secara spesifik untuk kebutuhan masing-masing industri.
Platform ini dilengkapi dengan fitur Advanced Managed Services (AMS), sistem keamanan berlapis untuk melindungi dari ancaman siber, serta dukungan teknologi AI dan GPU kelas enterprise.
Fleksibilitas pengoperasian yang dapat dilakukan melalui cloud maupun edge computing juga menjadi nilai tambah tersendiri, memungkinkan penyesuaian terhadap kebutuhan data dan lokasi operasional perusahaan.
Dengan kombinasi teknologi tersebut, ESTA mampu mengurangi waktu downtime secara signifikan, mempercepat waktu respons terhadap insiden teknis, dan memastikan sumber daya digital dikelola secara efisien dan berkelanjutan, mendorong stabilitas dan keandalan sistem IT perusahaan di tengah dinamika industri digital saat ini.
Integrasi Total, Isolasi Data, dan Kontrol Penuh oleh Pengguna
Salah satu keunggulan utama ESTA adalah pendekatan native multi-tenant yang memastikan isolasi logis antar pelanggan tetap terjaga dengan aman, tanpa mengorbankan fleksibilitas layanan.
Setiap perusahaan dapat menyesuaikan workflow, struktur layanan, dan dashboard sesuai kebutuhan spesifik mereka, namun tetap dalam satu kerangka sistem yang terintegrasi. Hal ini memberi keleluasaan tanpa mengorbankan efisiensi atau keamanan.
XLSMART mengembangkan ESTA langsung dari sumber teknologi tanpa perantara, memungkinkan efisiensi biaya yang signifikan dan kontrol kualitas yang jauh lebih ketat.
Pendekatan ini juga meminimalkan risiko integrasi dari vendor berbeda, yang sering menjadi tantangan dalam sistem TI konvensional.