
Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn, menyampaikan kondisi terkini dari konflik di perbatasan dengan Thailand. Ia mengatakan warga lokal maupun asing untuk hindari dua provinsi yang menjadi titik panas konflik.
Menlu Sokhonn menyampaikan ini usai pihaknya memberikan briefing kepada korps diplomatik di Phnom Penh, termasuk Duta Besar RI, Santo Darmosumarto, beserta Atase Pertahanan KBRI Phnom Penh, Jumat (25/7).
"Menlu Kamboja menyampaikan informasi adanya korban di wilayah Kamboja, namun belum dapat memberikan konfirmasi terkait jumlah orang yang meninggal, luka-luka, ataupun bangunan-bangunan yang rusak. Ditekankan bahwa tidak ada warga negara asing yang menjadi korban," tulis keterangan resmi dari KBRI Phonm Penh.
Ia kemudian mengimbau masyarakat di Kamboja, lokal maupun asing, agar menghindari wilayah perbatasan yang ada di Provinsi Oddar Meanchey dan Provinsi Preah Vihear.
"Menlu Kamboja sampaikan imbauan agar warga lokal dan asing tidak melakukan perjalanan ke daerah-daerah sekitar zona konflik di Provinsi Oddar Meanchey dan Provinsi Preah Vihear," sambungnya.
Terkini, konflik di perbatasan masuk ke hari kedua. Total bentrokan telah terjadi di 12 lokasi. Total korban jiwa kedua belah pihak mencapai 16 orang.
“Bentrokan antara Thailand dan Kamboja telah terjadi di 12 lokasi di sepanjang perbatasan yang disengketakan,” kata jubir militer Thailand, Laksamana Muda Surasant Kongsiri, seperti dikutip dari Reuters.
“Kamboja terus menggunakan senjata berat,” sambung dia.
Pada saat konflik bersenjata pertama kali pecah di perbatasan pada Kamis (24/7), baku tembak Kamboja dan Thailand berlangsung di enam lokasi.
Terpisah, Tentara Kawasan Kedua Thailand melaporkan, pertempuran tepatnya pecah di Provinsi Ubon Ratchathani and Surin.
Laporan otoritas Thailand per Jumat ini jumlah korban jiwa dari negaranya menyentuh 15 orang. Estimasi ini naik dari sehari sebelumnya, yaitu 14 jiwa.
Dari pihak Kamboja, otoritas setempat menyebut seorang warganya tewas imbas konflik melawan Thailand.