
Danau Bosumtwi di Ghana bukanlah danau biasa. Bila dilihat dari ketinggian, keberadaannya tampak janggal di tengah lanskap sekitar, dan itu bukan tanpa alasan.
Danau ini merupakan satu-satunya danau alami di Ghana, yang terbentuk lebih dari 1 juta tahun lalu akibat hantaman meteorit dari luar angkasa yang menabrak hutan hujan dan meninggalkan kawah besar yang kini terisi air.
Dengan diameter sekitar 10,5 kilometer, Kawah Bosumtwi terletak di kawasan kaya mineral bernama Sabuk Emas Ashanti. Lokasi ini kini dikenal sebagai salah satu kawah benturan meteorit paling terawat di dunia, sekaligus yang termuda dalam kategori ukurannya.
Menariknya, dari 190 kawah meteorit yang telah dikonfirmasi di Bumi, hanya sebagian kecil yang memiliki danau di dalamnya. Danau Bosumtwi adalah salah satunya.
Awal mula identifikasi danau ini sebagai kawah meteorit terjadi pada 1930-an. Kala itu, para ilmuwan berspekulasi apakah danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi atau pergeseran tektonik.
Namun pada 1960-an, berbagai penelitian menyimpulkan bahwa area tersebut pernah dihantam oleh benda luar angkasa berkekuatan tinggi sekitar 1,07 juta tahun lalu. Kesimpulan ini diperkuat oleh bukti geologis berupa metamorfosis akibat tekanan ekstrem serta keberadaan mineral yang hanya terbentuk dalam suhu sangat tinggi.
Tak diragukan lagi, meteorit yang menciptakan kawah ini berukuran masif. Analisis geokimia menunjukkan bahwa batu angkasa itu kaya akan zat besi dan diperkirakan memiliki massa sekitar 100 juta ton.

Asal pasti meteorit tersebut hingga kini masih menjadi misteri. Kita tak tahu dari mana ia datang, ataupun dampak persisnya terhadap kehidupan di Bumi. Namun, meteorit sebesar itu diyakini telah menyebabkan bencana besar.
Benturan sebesar itu dapat melepaskan energi luar biasa yang sanggup melontarkan debu dalam jumlah besar ke atmosfer, menghalangi sinar matahari, dan menurunkan suhu global untuk sementara waktu.
Anehnya, tak seperti peristiwa benturan besar lain yang meninggalkan jejak global dalam sejarah geologi Bumi, sejauh ini belum ada penanda global yang secara langsung dikaitkan dengan Danau Bosumtwi.
Namun bagi masyarakat sekitar, Danau Bosumtwi memiliki makna yang lebih dari sekadar fenomena geologi. Bagi sebagian penduduk desa setempat, danau ini dianggap suci, airnya yang melimpah dilihat sebagai simbol berkah dan kemurahan Tuhan. Nama Bosumtwi sendiri berasal dari kata obosom (berarti Tuhan) dan ɔtwe (berarti antelope atau kijang).
Selain nilai spiritualnya, danau ini juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Sebuah survei terhadap 170 penduduk di sekitar danau menunjukkan bahwa mayoritas warga menggunakannya untuk memasak, mencuci, mandi, hingga rekreasi.
Sayangnya, lanskap di sekitar Danau Bosumtwi kini menghadapi ancaman serius. Marian Selorm Sapah, seorang ahli geokimia dan dosen senior di Universitas Ghana, dalam tulisannya di The Conversationi memperingatkan “tindakan segera diperlukan” untuk mengatasi maraknya penambangan ilegal dan deforestasi yang mengancam wilayah kawah. Jika dibiarkan, kerusakan ini dikhawatirkan akan menggagalkan upaya ilmiah di masa depan untuk memahami danau ini serta asal-usul kosmisnya.