
Mataram, Nusa Tenggara Barat, dilanda banjir pada Minggu (6/7) akibat hujan deras. Sebanyak 7.676 kepala keluarga atau setara 30.681 jiwa terdampak.
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal mengatakan banjir yang melanda Kota Mataram itu sebagai terparah. Hal itu ia sampaikan dalam rapat koordinasi penanganan banjir di Mataram pada Senin (8/7).
"Kondisi yang sangat luar biasa ini tidak pernah terjadi setidaknya 40 tahun belakangan. Ini bukan sesuatu yang bisa kita biarkan," ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (8/7).
Ia mengatakan pemerintah daerah saat ini masih fokus melakukan evakuasi warga, terutama di kawasan-kawasan pemukiman di dekat bantaran sungai.
Dia menginstruksikan organisasi perangkat daerah (OPD) di bawah Asisten I Sekda Provinsi NTB untuk membantu OPD lain yang terdampak bencana banjir.
Ia menyebut OPD yang berada di bawah Asisten II dan Asisten III Sekda Provinsi NTB mendapat tugas penempatan sementara untuk membantu Pemerintah Kota Mataram menangani masyarakat yang terdampak banjir.
"Bencana ini bukan hanya dihadapi oleh Kota Mataram, tetapi ini adalah bencana yang kita hadapi bersama dan kewajiban moril kita untuk sama-sama membantu pemerintah kota menyelesaikan persoalan ini," kata Iqbal.
16 Dilarikan ke RS dan 2 Meninggal Dunia

Sementara itu Kadinkes NYB dr Lalu Hamzi Fikri mengungkapkan ada 16 warga terdampak banjir yang harus dilarikan ke rumah sakit karena mengidap sejumlah penyakit.
"Informasi terakhir yang kami terima ada 16 warga yang dirujuk ke rumah sakit. Ini data sementara, kita akan perbaharui terus datanya," kata Hamzi saat memantau kondisi banjir pada Senin (7/7) dikutip dari Antara.
"Yang jelas dari banjir itu berdampak kesehatan, ada beberapa mengalami penyakit karena strok kita bawa rujukan ke rumah sakit, kalau penyakitnya masih ringan-ringan cukup kita tangani di puskesmas," ujarnya.
Dalam situasi seperti ini, pihaknya memfokuskan penanganan kedaruratan terlebih dahulu.
"Semua fasilitas kesehatan (faskes) kita sejak kejadian sudah siap. Di beberapa puskesmas dan rumah sakit. Dari kemarin malam kami sudah cek di daerah terdampak," kata mantan Direktur RSUD Provinsi NTB ini.

Sementara itu, Kapolresta Mataram Kombes Hendro Purwoko menyebut ada dua korban banjir meninggal dunia. Mereka tewas usai tersengat listrik.
"Iya, ada dua warga menjadi korban (meninggal) karena tersengat listrik," kata Hendro di Mataram, Senin.
Korban ialah Tomi (30), warga Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Yang kedua, Tuti Suriani (48), warga Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.
Camat Ampenan Muzakkir Walad menyampaikan bahwa almarhumah kini telah dimakamkan pihak keluarga. Perwakilan Pemerintah Kota Mataram juga sudah menyambangi kediaman almarhumah dan menyampaikan rasa bela sungkawa.
"Dari pemkot juga sudah menyampaikan tali asih sebagai bentuk bela sungkawa," ujar Muzakkir.