AS-Rusia Mendadak di Ambang Perang, Trump Kerahkan Kapal Selam Nuklir

23 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan antara Amerika Serikat dan Rusia meningkat tajam setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk diposisikan di wilayah strategis. Langkah itu diambil sebagai respons atas pernyataan keras yang dilontarkan oleh mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia.

Trump menyampaikan keputusan itu pada Jumat (1/8/2025) waktu setempat melalui platform media sosialnya, Truth Social. Ia merespons pernyataan Medvedev awal pekan ini yang menuding Trump telah mengeluarkan ultimatum yang dianggap sebagai provokasi perang, bukan hanya dengan Ukraina, tetapi juga dengan negara asalnya sendiri.

"Berdasarkan pernyataan sangat provokatif dari mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, saya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk diposisikan di wilayah yang sesuai, untuk berjaga-jaga jika pernyataan bodoh dan provokatif itu bukan sekadar kata-kata," tulis Trump.

"Kata-kata sangat penting, dan sering kali bisa menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Saya harap kali ini tidak demikian. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!" imbuhnya

Pernyataan Trump muncul setelah sebelumnya, pada Senin, ia mengeluarkan ultimatum kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina dalam waktu kurang dari dua minggu-dipangkas dari tenggat awal 50 hari-atau menghadapi sanksi sekunder yang besar terhadap para mitra dagang Rusia.

Menanggapi itu, Medvedev melalui akun X menyebut Trump bermain-main dengan api.

"Trump sedang bermain-main dengan ultimatum terhadap Rusia: 50 hari atau 10... Ia seharusnya ingat dua hal," tulis Medvedev.

"Pertama, Rusia bukan Israel atau bahkan Iran. Kedua, setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, tetapi dengan negaranya sendiri. Jangan ikuti jejak 'Sleepy Joe'!" lanjutnya, merujuk pada julukan yang biasa digunakan Trump untuk meledek Presiden Joe Biden.

Ketegangan makin meningkat ketika pada Kamis, Trump kembali melontarkan kritik terhadap Medvedev, sekaligus menyindir hubungan dagang Rusia dengan India.

"Saya tidak peduli apa yang India lakukan dengan Rusia. Mereka bisa saling menenggelamkan ekonomi mati mereka, saya tidak peduli," tulis Trump di Truth Social. "Kami melakukan bisnis yang sangat sedikit dengan India, tarif mereka terlalu tinggi-termasuk yang tertinggi di dunia."

"Demikian pula, Rusia dan AS hampir tidak melakukan bisnis sama sekali. Biarkan tetap seperti itu, dan katakan kepada Medvedev, mantan Presiden yang gagal, yang mengira dirinya masih Presiden, untuk hati-hati dengan ucapannya. Ia sedang memasuki wilayah yang sangat berbahaya!" tambah Trump.

Pernyataan tersebut langsung dibalas Medvedev keesokan harinya. Dalam pernyataan resminya pada Kamis malam, ia menanggapi keras tindakan dan retorika Trump.

"Jika beberapa kata dari seorang mantan Presiden Rusia dapat memicu reaksi gugup seperti itu dari Presiden Amerika Serikat yang saat ini menjabat dan seharusnya tangguh, maka jelas Rusia berada di pihak yang benar dan akan terus melanjutkan jalannya," kata Medvedev.

Ia pun menyindir komentar Trump soal ekonomi "mati" India dan Rusia dengan merujuk pada sistem peluncuran nuklir otomatis milik negaranya.

"Mengenai ucapannya tentang 'ekonomi mati' India dan Rusia serta 'memasuki wilayah berbahaya,' mungkin dia perlu menonton ulang film favoritnya tentang mayat hidup dan mengingat betapa berbahayanya 'Dead Hand' yang legendaris itu," ucap Medvedev.

"Dead Hand" adalah sistem otomatis Rusia yang dirancang untuk meluncurkan serangan nuklir balasan jika negara itu mendeteksi adanya serangan nuklir terhadap wilayahnya. Sistem ini dikenal sebagai simbol paling ekstrem dari strategi deterrence Rusia dalam konflik global.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Good Bye Perang Rusia-Ukraina, Trump Berunding dengan Putin

Read Entire Article