Liputan6.com, Jakarta Manchester United menunjukkan perubahan signifikan di bawah asuhan Ruben Amorim selama tur pramusim di Amerika Serikat, usai melalui musim terburuk dalam 51 tahun terakhir di Premier League atau era Liga Inggris.
Perubahan tak hanya terlihat dari hasil pertandingan, tetapi juga dalam pendekatan taktis, intensitas latihan, dan semangat kolektif skuad. Amorim datang membawa filosofi baru, tidak hanya soal cara bermain, tapi juga tentang bagaimana pemain berperilaku dan bekerja sebagai satu kesatuan.
Di atas lapangan, MU tampil apik ketika menang lawan West Ham dan Bournemouth di Premier League Summer Series. Meskipun hanya laga pramusim, performa MU pada dua laga itu cukup menjanjikan.
Jurnalis Manchester Evening News, Samuel Luckhurst, mencatat dengan detail sejumlah perubahan besar yang dilakukan Amorim, dari taktik hingga aturan waktu sarapan. Apa saja perubahan tersebut? Simak informasi lengkapnya di bawah ini.
Evolusi Taktis dan Peran Pemain
Amorim menerapkan sistem 3-4-2-1 yang kini tampil lebih cair dan ofensif. Pemain seperti Patrick Dorgu mencuri perhatian, bertransformasi dari bek kiri menjadi sayap agresif yang menyuplai assist untuk gol Rasmus Hojlund.
Absennya Lisandro Martinez pun dimanfaatkan untuk menjadikan Leny Yoro sebagai pemecah garis pertahanan dari lini belakang.
Para pemain bertahan kini tak sekadar bertahan. Mereka didorong untuk aktif membantu serangan. Kombinasi antara Mason Mount, Amad Diallo, dan Hojlund menunjukkan harmoni baru di lini depan MU yang sebelumnya kerap tumpul dan minim kreativitas.
Latihan Intens dan Disiplin yang Terukur
Tidak seperti era Erik ten Hag yang lebih kaku, Ruben Amorim menerapkan rutinitas disiplin yang lebih manusiawi, namun tetap mengedepankan ketepatan waktu dan dedikasi.
Para pemain dijadwalkan sarapan bersama pukul 07.30, latihan kebugaran sejak 09.15, dan latihan di lapangan pada pukul 10.30. Amorim sendiri bahkan sudah memulai aktivitas sejak pukul 07.00 setiap pagi dan berada di tempat latihan lebih awal.
Media klub tidak diizinkan mengambil gambar dalam sesi tertentu karena tingginya sensitivitas taktis. Latihan dengan tensi tinggi, seperti permainan menendang antar pemain, dilakukan untuk membentuk agresivitas.
Adaptasi dan Kecocokan Peran di Lapangan
Salah satu kekuatan Amorim adalah kemampuannya mengenali posisi terbaik pemain. Harry Maguire dan Matthijs de Ligt dirotasi di posisi bek tengah dalam formasi tiga bek, sedangkan Ayden Heaven dan Yoro diberi peran lebih berani untuk naik membantu serangan.
Di lini tengah dan depan, Amorim menemukan fleksibilitas dalam diri Kobbie Mainoo dan Amad. Keduanya bergantian mengisi ruang dalam dua laga pramusim, menunjukkan pemahaman posisi yang baik serta kemampuan adaptasi terhadap skema yang lebih dinamis.