Liputan6.com, Jakarta AC Milan menunjukkan tajinya saat melakoni laga pramusim melawan Perth Glory di HBF Park, Perth, Australia, Kamis (21/07/2025). Dalam pertandingan yang berlangsung satu arah tersebut, Rossoneri membantai tim tuan rumah dengan skor telak 9-0.
Hasil ini menjadi bukti bahwa Milan serius mempersiapkan diri menyambut musim baru. Meskipun lawannya tidak berada pada level yang sama, Milan tetap mendapat manfaat dari duel melawan Perth Glory.
Uniknya, kemenangan besar ini tidak diraih dengan kekuatan utama. Pelatih Massimiliano Allegri justru menurunkan kombinasi pemain muda, sejumlah pelapis, serta wajah-wajah baru yang baru direkrut pada bursa transfer musim panas ini.
Gol demi gol tercipta dari berbagai lini dan nama, mulai dari Filippo Terracciano, Noah Okafor (dua gol), Christian Comotto, Samuel Chukwueze, Rafael Leao (dua gol), Samuele Ricci, hingga Yunus Musah.
Kemenangan memperlihatkan tiga hal penting yang bisa menjadi pondasi Milan di musim 2025/2026.
Pendekatan Taktik Allegri yang Lebih Fleksibel
Salah satu hal yang paling menonjol dari laga ini adalah pendekatan taktik Massimiliano Allegri. Setelah menggunakan formasi tiga bek dalam dua laga sebelumnya kontra Arsenal dan Liverpool, Allegri kini mengusung sistem 4-3-3.
Perubahan ini tidak hanya membuat Milan tampil lebih ofensif, tapi juga memperlihatkan fleksibilitas taktik yang akan sangat berguna saat kompetisi resmi dimulai.
Meski lawan yang dihadapi berada jauh di bawah level Milan, Allegri menuntut anak asuhnya bermain dengan sikap profesional dan penuh intensitas. Ia tahu bahwa musim lalu Milan kerap terpeleset saat menghadapi tim-tim yang dianggap lemah.
Maka dari itu, kemenangan telak ini bukan hanya menjadi ajang eksperimen, tapi juga penegasan bahwa keseriusan harus hadir dalam setiap pertandingan, apa pun level lawan yang dihadapi.
Loftus-Cheek Semakin Mengilap
Satu nama yang terus mencuri perhatian sepanjang tur pramusim adalah Ruben Loftus-Cheek. Gelandang asal Inggris itu lagi-lagi tampil menonjol dan menunjukkan mengapa ia dipercaya tampil sejak awal dalam tiga laga pramusim terakhir.
Dengan Luka Modric belum bergabung dan ketertarikan terhadap Ardon Jashari belum membuahkan hasil konkret, Loftus-Cheek menjelma sebagai poros penting di lini tengah Milan.
Tidak hanya kuat secara fisik, Loftus-Cheek juga tampil tajam dalam distribusi bola dan mampu menyumbang gol. Kombinasi kekuatan, teknik, dan visi bermainnya mulai menjadi kunci permainan Milan yang baru.
Solusi Tanpa Striker Murni
Absennya Santiago Gimenez dalam tur pramusim ke Asia sempat menimbulkan pertanyaan soal ketajaman lini depan Milan. Namun, Allegri justru menemukan solusi dari para penyerang sayap dan gelandang yang tampil efisien di depan gawang.
Leao tampil tajam sebagai penyerang tengah bayangan dengan torehan tiga gol, sementara Okafor bahkan lebih produktif dengan empat gol sejauh ini.
Laga-laga pramusim ini menunjukkan bahwa Milan tidak harus bergantung pada satu nama sebagai goal getter. Kolektivitas dalam menciptakan peluang dan memanfaatkan ruang menjadi senjata utama Rossoneri dalam membongkar pertahanan lawan, bahkan tanpa kehadiran striker murni.
Sumber: Football Italia