Gus Ipul menyebut siswa sekolah rakyat yang paling banyak mengundurkan diri berasal dari Pulau Jawa dan Sulawesi.
31 Juli 2025 | 17.25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan sebanyak 115 siswa sekolah rakyat yang sudah diterima menyatakan mengundurkan diri. Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah, mengatakan ada berbagai alasan yang menyebabkan ratusan siswa tersebut mengundurkan diri.
“Beberapa di antaranya ada yang tidak betah,” kata Gus Ipul dalam konferensi pers progres pelaksanaan sekolah rakyat di Gedung Kemensos, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis, 31 Juli 2025.
Gus Ipul membenarkan beberapa anak yang tidak betah itu kemungkinan tak bisa jauh dari orang tua dan tidak sanggup menjalani aturan yang sudah ditentukan di sekolah rakyat.
“Umumnya tidak bisa jauh dari orang tua atau keluarga. Karena sebagian ingin menjaga orang tua tunggu yang tinggal di rumah,” ujar Gus Ipul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain tidak betah, Gus Ipul mengungkapkan beberapa murid sekolah rakyat yang mengundurkan diri itu ternyata lebih memilih sekolah reguler lain. Baik itu sekolah negeri atau sekolah lain yang mungkin menjadi sekolah impian dari anak tersebut. “Kami tentu tidak bisa memaksakan kehendak,” kata dia.
Sebanyak 115 siswa yang mengundurkan diri itu, kata Gus Ipul, sudah ada beberapa yang menggantikan. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Gus Ipul, siswa yang paling banyak mengundurkan diri berasal dari Pulau Jawa dan Sulawesi. Di Jawa ada 35 siswa yang mengundurkan diri dan telah digantikan dengan 19 siswa baru. Di Sulawesi juga ada 35 siswa yang mengundurkan diri dan telah digantikan oleh 26 siswa baru.
Gus Ipul mengatakan pihaknya menghormati keputusan murid maupun orang tua murid yang memutuskan untuk mengundurkan diri tersebut. “Kami hargai. Karena kami tidak bisa memaksa mereka untuk tetap bisa bersekolah di sekolah rakyat,” tuturnya.
Meski begitu, Gus Ipul menyampaikan bagi siswa yang mengundurkan diri itu akan tetap diterima kembali apabila berubah pikiran. “Tentu saja kami akan tetap terima. Tetapi, selama masih ada kuota yang kosong ya. Kalau ada yang yang berubah pikiran, tidak masalah, dengan tangan terbuka kami akan tetap terima,” ujarnya.